Profil

Pesantren Khozanaturrohmah adalah lembaga pendidikan non-formal berbasis pesantren tradisional/salafiyah/takhossus yang tidak mengikuti aturan baku baik dari dinas pendidikan maupun departemen agama. Tetapi tentu kajiannya tidak lah jauh dari kajian umumnya pesantren seperti mempelajari dasar-dasar ilmu nahwu, shorof, fiqih, ushul fiqih, mantik, balaghoh, tafsir, dan ilmu falak. Terletak di Kota Bandung dengan nama kampung dahulu terkenal dengan nama Pangkalan, sekarang telah menjadi Jalan Cibolerang, Kelurahan Margahayu Utara dan Kecamatan Babakan Ciparay.

Penggagasnya adalah K.H. Oba Sobandi sebagi salah satu tokoh Pangkalan di masa itu, dan yang menjadi pelaksananya adalah K.H.M. Tajuddin Subki yang berasal dari Bogor dan diangkat sebagai menantu -menikah pada tahun 1970 dengan Hj. Nyimas Uum Fatimah salah satu putri K.H. Oba Sobandi -. K.H.M. Tajuddin Subki terakhir mondok di Pesantren Ciharashas Cianjur, pimpinan Al 'alim Al 'Allamah Al Maghfur lah K.H.M. syuja'i atau Mama Ciharashas yang wafat di Kota Suci Mekkah Tahun 1983 dan dimakamkan di Ma'la. Setelah bermukim di Pangkalan beliau diikuti oleh beberapa santri Ciharashas untuk belajar kitab kuning tingkat lanjut, baru pada tahun 1974 tepatnya tanggal 3 Januari, dimulailah pembangunan pondok pesantrennya hingga selesai pada tahun itu juga. Setelah beberapa tahun berjalan hingga tahun 2007 pondok pesantren direnovasi total. Pondok Pesantren Khozanaturrohmah telah menghasilkan kiayi-kiayi dan ustadz ustadz, bahkan anggota dewan, pengusaha.

Saat ini pondok pesantren dibantu oleh salah seorang putra K.H. Oba Sobandi sebagai penasehat, motivator sekaligus pimpinan majelis dzikir Al 'Itishom, Kiayi Ang Aceng Ahmad Nawawi, sedangkan pengajarnya dibantu oleh putra ke-3 K.H.M. Tajuddin Subki : H. Yusi Ibnu Malik beserta seorang asisten - salah seorang alumni - Ust. zaelani.

Visi Misi :

1. Menjalankan kegiatan ibadah yang diperintahkan oleh Baginda Rosululloh yakni tholabul 'ilmi
2. Bagi pengajarnya memperdalam ilmu dan bagi yang diajarnya belajar ilmu
3. Berusaha meningkatkan akhlakul karimah
4. Santri dituntut belajar mandiri sebagai pribadi yang bertanggung jawab